Jangan buat hidupmu menjadi negatif hanya karena terkena jebakan mental berikut ini!
Kita tahu kalau setiap tingkah laku kita, apa yang kita lakukan kemarin, sekarang, atau nanti adalah hasil dari buah pikiran yang kita pikirkan sendiri.
Pikiran kita mengontrol seluruh tindakan yang kita lakukan, apapun yang kita pikirkan akan berdampak pada tingkah laku kita.
Salah-salah memikirkan sesuatu akan bisa berakibat buruk bagi kita sendiri.
Di dunia ini ada banyak tingkah laku yang buruk yang dilakukan oleh orang-orang, itu dikarenakan hasil dari pemikirannya sendiri.
Ketika kamu memikirkan sesuatu yang negatif, maka kamu akan melakukan hal yang negatif, begitupun sebaliknya.
Seperti kalau ada orang yang berpikir ingin mencuri, maka dia akan mencuri, hasilnya tingkah laku dan kebiasaannya menjadi pencuri, begitu contohnya.
Nah agar hidupmu tidak negatif seperti itu, ada baiknya kamu ketahui dulu seperti apa saja jebakan mental itu.
1. Jebakan mental dalam sebuah perselisihan hanya untuk meraih sebuah kemenangan

Hanya untuk meraih sebuah kemenangan, banyak orang rela-rela berjuang untuk menjatuhkan kelompok satu maupun yang lainnya.
Banyak perselisihan yang terjadi hanya untuk sebuah kemenangan sesaat.
Mereka yang berpikir seperti ini dan mengira kalau tidak ada cara baik atau positif untuk menang, maka mereka sendirilah yang secara perlahan merusak hidupnya kearah yang negatif.
Dengan timbulnya banyak perselisihan, maka timbul pula banyak kebencian.
Semakin banyak kebencian tersebar, semakin banyak pula kerusakan yang terjadi.
Jika dilihat dari kerugian, justru yang merugi adalah semuanya yang terlibat.
Dan pada akhirnya tidak ada yang menang, karena dari semuanya hanya fokus pada perselisihannya bukan untuk meraih kemenangannya.
Padahal kalau setiap orang fokus untuk menang dengan cara yang baik dan sportif, mungkin tidak akan adanya perselisihan yang merugikan.
Dan perlombaan untuk meraih kemenangan pun akan terasa lebih nyaman untuk diikuti.
Tidak ada rasa benci, dan tidak ada kerusakan.
Jikalaupun ada yang menang, yang kalah tetap menghargai.
Mental seperti ini yang seharusnya kita miliki. Bukan sebaliknya.
2. Selalu membanding-bandingkan sesuatu yang belum tentu hasilnya seperti apa yang kita pikirkan

Kita selalu membandingkan hal yang sama sekali tidak bisa untuk dibandingkan, atau bahkan hasil perbandingannya tidak seperti apa yang dipikirkan.
Contoh perbandingannya seperti ketika kamu melihat ada orang yang memiliki jabatan yang tinggi, memiliki banyak perusahaan lalu dibandingkan dengan orang yang hanya lulusan SMA lalu bekerja sebagai karyawan.
Pasti akan ada pemikiran kalau semakin besar jabatan atau gelar seseorang, akan semakin baik kualitas hidupnya.
Padahal gelar atau jabatan seseorang tidak mempengaruhi kualitas hidupnya atau bahkan tingkah lakunya.
Banyak orang yang memiliki jabatan yang tinggi tapi hidupnya berantakan, dan yang hanya menjadi karyawan justru lebih bahagia dengan keluarganya.
Semua itu tidak bisa dibandingkan, karena itu tidak perlu dibanding-bandingkan lagi. Dimanapun posisimu sekarang, syukuri lah.
3. Terlalu melebih-lebihkan kelompok sendiri, dan terkadang merendahkan kelompok yang lain

Sudah ada sejak zaman dahulu kala kalau jebakan mental yang satu ini bisa membuat orang berpikiran negatif.
Tanpa disadari, ketika kamu sudah berlama-lama di suatu kelompok dan pergi ke kelompok yang lain, kamu akan mulai membandingkan dengan kelompok yang bisa membuatmu merasa lebih.
Contohnya ketika kamu sudah terbiasa dengan kelompok moge (motor gede), lalu kamu pergi ke kelompok matic, kamu akan berpikiran kalau kelompok moge itu paling keren daripada matic.
Dan bahkan ada dipikiranmu untuk merendahkan kelompok matic.
Padahal hal tersebut sangatlah salah dan jebakan mental seperti ini harus perlu dihindari. Kenapa?
Karena ketika pikiranmu merendahkan suatu kelompok lain, kamu akan kesulitan untuk beradaptasi dengan kelompok-kelompok baru yang lainnya.
Jaringan pertemananmu juga akan terasa terbatasi.
Maka jangan merendahkan siapapun. Beradaptasilah dengan siapapun, asalkan baik dan membawa hal yang positif.
4. Terlalu percaya kalau mayoritas itu tidak akan pernah salah, dan minoritas itu sudah pasti salah

Setiap orang cenderung percaya dengan pemikiran kebanyakan orang. Jika kelompok yang besar berpikir A, maka kelompok yang kecil akan ikut-ikut berpikir A.
Kalau banyak orang bilang makan batu itu baik dan sehat, maka pikiranmu akan menurutinya karena yang bilang adalah mayoritas.
Sedangkan kalau minoritas bilang makan nasi itu sehat, maka kamu akan berpikir “untuk apa percaya minoritas?”
Padahal kenyataannya makan nasi itu sehat dan bagus dibandingkan makan batu.
Kalau ada minoritas yang berkata A, dan mayoritas berkata B. Kamu tidak perlu harus ikut-ikutan mengatakan B.
Cari tahu terlebih dahulu datanya, riset lebih jauh, dan ketahui mana yang lebih baik.
Kalau ternyata A baik, maka tidak apa-apa untuk mengikuti minoritas, selama itu baik untuk hidupmu dan tidak merugikan orang lain.
Tidak selamanya mayoritas itu benar kok. Tapi tidak juga selamanya mayoritas itu salah. Ambil yang baik-baiknya saja ya.
5. Kita selalu mengingat kebaikan-kebaikan dan prestasi kita, tapi lupa keburukan-keburukan yang pernah kita lakukan

Jebakan mental yang satu ini juga bisa menghambatmu berkembang. Kenapa?
Karena ketika kamu selalu mengingat-ingat kebaikan dan prestasimu saja dan lupa dengan keburukanmu, maka kamu akan lupa juga untuk berbenah diri.
Setiap orang yang ingat dengan kesalahan-kesalahannya, sudah pasti akan berbenah diri untuk menjadi lebih baik kedepannya.
Maka dari itu mengingat kebaikan dan prestasi tapi jangan lupakan juga keburukan apa yang sudah kamu perbuat.
Ingat keburukan apa, lalu perbaiki demi kedepannya yang lebih baik.
6. Terlalu sering berandai-andai diri kita menjadi seseorang yang berbeda di masa depan
Sering mengandai-andai | Photo: PexelsJebakan mental yang satu ini pasti sering sekali dialami oleh banyak orang ketika dirinya sedang sendirian atau tidur-tiduran dikamar dengan tidak melakukan apapun.
Yup, berandai-andai. Pikiran kita terkadang terpicu dan mulai memikirkan diri kita sendiri di masa depan, entah seperti apa sosoknya yang kita pikirkan.
Dengan kata lain, berandai-andai menjadi seseorang yang lebih dari kondisi kita sekarang.
Contohnya, ketika kamu memulai merintis bisnis, kamu sering berandai-andai kalau bisnismu menjadi terkenal, banyak pembeli, dan lainnya.
Lalu berandai hidupmu menjadi sangat mewah, bergelimang harta, dan lainnya.
Tapi hal itu juga yang membuatmu menjadi panjang angan, dan tidak memulai-mulai untuk take action segera.
Bermimpi besar itu boleh, tapi juga harus dibarengi dengan aksi yang nyata, walau kecil-kecilan juga tidak masalah. Yang penting take action segera.
7. Terlalu percaya dengan kemujuran, padahal ada yang lebih penting dari kemujuran, yaitu kerja keras

Hal ini juga bisa berakibat fatal terhadap hidupmu kalau kamu mempercayainya.
Kemujuran tidak akan datang kalau tidak dibarengi dengan kerja keras, karena pada dasarnya kemujuran adalah hasil dari kerja kerasmu itu sendiri.
Contohnya kalau kamu tidak kerja keras, kamu tidak akan mendapatkan hasil yang lebih.
Bagaimana bisa hanya tidur-tiduran dan tidak melakukan apa-apa lalu besoknya bisa mendapatkan mobil Ferrari?
Kemungkinannya satu perbanding satu miliar.
8. Terlalu senang mengkonsumsi berita-berita buruk, dan tidak peduli dengan berita-berita baik

Kebanyakan orang cenderung lebih suka melihat berita-berita yang buruk atau kontroversi.
Ini bukan sebuah penyimpangan, melainkan secara tidak sadar.
Secara tidak sadar kalau pikiran kita lebih senang mengkonsumsi berita buruk dibandingkan berita baik.
Kenapa TV lebih banyak berita buruknya dibandingkan berita baiknya?
Karena yang menonton TV atau kebanyakan orang lebih tertarik dengan berita buruk dibandingkan berita baik.
Untukmu yang suka mengkonsumsi hal-hal yang kontroversi, atau berita-berita buruk, lebih baik menghindarinya.
Jikalaupun kamu masih ingin melihatnya dengan alasan untuk update informasi, maka ambil baiknya buang buruknya.
Bagusnya lagi, lebih seringlah menonton acara-acara yang menayangkan berita baik, agar pikiran dan pribadimu termotivasi dengan kebaikan yang sudah dilakukan orang lain, sehingga kamu ingin menirunya juga.
Bukan yang sebaliknya.
9. Terlalu melebih-lebihkan diri sendiri, padahal pepatah bilang “masih ada langit diatas langit”

Contoh gampangnya jebakan mental satu ini adalah ketika kamu memiliki sebuah penghasilan yang sebulannya itu 500 juta, lalu kamu melebih-lebihkannya.
Menganggap orang-orang yang pendapatannya dibawah itu adalah yang tidak punya, atau orang biasa saja.
Padahal ketika kamu melihat keatas lagi, kamu akan menjumpai orang-orang yang penghasilannya 1 sampai ratusan milliar perbulan.
Ketika kamu dalam kondisi seperti itu, bertemu dengan orang yang diatasmu lagi, apa yang akan kamu banggakan?
Kamu juga sama saja seperti orang-orang yang penghasilannya dibawahmu.
Akan lebih baik kalau kamu bersyukur dan tidak melebih-lebihkannya.
Lagipula hartamu selama ini juga tidak akan dibawa ketika kamu sudah tiada.
Alangkah baiknya juga ketika punya banyak harta, berbuat baiklah kepada sesama, tebar kebaikan ke lingkungan sekitar.
Jadi itu tadi beberapa jebakan mental yang seharusnya kamu hindari.
Kalau kamu ingin hidup dengan pikiran yang positif, jauh dari kebencian, dengki, sombong, dan lainnya yang negatif, maka kamu harus banyak melakukan dan memikirkan hal-hal yang positif.
Ingat, apa yang kamu lakukan adalah cerminan dari apa yang kamu pikirkan.
Sosok mu yang akan datang di masa depan adalah cerminan dari apa yang kamu lakukan sekarang.
Yuk perbanyak berbuat yang positif mulai dari sekarang!