Yuk coba pahami dan kenali bahaya dari sifat perfeksionis yang satu ini, jangan sampai sifat ini membuat susah kehidupanmu.
Apa itu perfeksionis? Perfeksionis adalah seseorang yang menginginkan segala sesuatunya secara sempurna dan menuntut standar setinggi mungkin.
Walau tak sepenuhnya buruk, perfeksionis terkadang bisa menjadi sebuah alasan kenapa seseorang mau berjuang untuk unggul, bekerja keras, dan bersabar terhadap proses.
Pada kenyataannya sifat perfeksionis bisa menjadi baik atau buruk tergantung orang yang mengendalikan sifat tersebut.
Perfeksionis positif berorientasi pada pencapaian dan ingin sukses, sementara perfeksionis negatif berorientasi pada takut gagal dan tak ingin kalah dengan orang lain.
Memahami sifat ini lebih dalam justru bisa membantumu mengeliminasi satu atau beberapa kendala di hidupmu. Bisa jadi apa yang kamu rasa sulit sekarang justru datang karena sifat perfeksionis yang kamu miliki.
Kali ini Wokeeh ingin coba membantumu untuk memahami sifat perfeksionis negatif dan mengenali bahaya dari sifat tersebut. Yuk simak poin-poin penting berikut ini.
1. Sering menunda, bahkan sering menghindari sebuah tantangan

Orang yang perfeksionis negatif biasanya sering menunda. Alasan utamanya karena standar persiapan yang terlalu tinggi.
Alasan kedua, takut kegagalan dimana ketika itu terjadi akan terasa sulit untuk memulainya lagi, karena perfeksionis negatif merasa semuanya harus sempurna.
Orang yang perfeksinois negatif takut membuat kesalahan, jika mereka melakukannya maka akan sulit untuk memaafkan diri sendiri, jatuhnya menjadi stres karena tekanan kesalahan yang telah dibuat.
Jangan sampai itu terjadi kepadamu. Kesalahan ataupun kegagalan jadikan sebuah pembelajaran.
Kita selalu belajar dari kesalahan, karena kesalahan adalah tempat terbaik untuk belajar memperbaiki diri agar tak mengulangi kesalahan yang sama.
Jangan pernah takut membuat kesalahan. Tanpa kesalahan kita tak akan pernah belajar. Teori saja tidak cukup, butuh praktek.
2. Selalu berpikir persiapan harus selalu sempurna

Perfeksionis negatif selalu berpikir untuk memulai dengan persiapan yang sempurna. Jika tidak sempurna, maka tidak memulai.
Bayangkan merasa lapar dan hanya ada telur di kulkas, tapi tak punya garam. Perfeksionis negatif akan lebih memilih tidak makan, karena tak ingin masak telur tanpa garam.
Orang biasa tetap akan memasaknya, agar tidak kelaparan. Sedangkan perfeksionis negatif, pastinya kelaparan karena tak memasak telur yang dikulkas karena bahan yang dipunya mereka rasa tak lengkap.
3. Keberhasilan kecil jarang dirayakan

Sifat Perfeksionis negatif selalu menargetkan tujuan dimulai dari yang tinggi, dan ketika mereka berhasil namun skala keberhasilannya kecil, jarang mereka rayakan.
Punya tujuan tinggi itu boleh-boleh saja, tapi alangkah baiknya jika keberhasilan kecil tetap dirayakan. Ibarat ungkapan syukur. Apapun yang dilalui atau dimiliki harus tetap disyukuri, besar atau kecil.
Jika tak menghargai keberhasilan kecil dan hanya menargetkan keberhasilan besar, takutnya akan timbul rasa serakah dan telalu berambisi. Jatuhnya akan membuat depresi jika itu tak tercapai.
Rayakan keberhasilan walau sekecil apapun. Jadikan keberhasilan kecil sebagai motivasi untuk menggapai pencapaian yang lebih besar. Syukuri apapun bentuk keberhasilan yang sudah dicapai.
4. Tak suka menerima saran ataupun kritik yang berlawanan

Perfeksionis negatif selalu melihat dirinya sempurna dibandingkan orang biasa. Walaupun tetap menerima saran dan kritik yang membangun, terkadang bisa juga menolak kritik atau saran yang bertolak dari tujuan mereka.
Walau tujuan hidup sudah direncanakan, terkadang bisa saja takdir berkata lain. Kritik ataupun saran walaupun berlawanan dengan tujuan hidup yang sudah direncakanan ada baiknya juga dipertimbangkan.
5. Selalu bekerja mendapatkan hasil sempurna, lupa dengan deadline

Perfeksionis negatif selalu bekerja lebih lama, mereka menganggap kesempurnaan tidak dapat dicapai jika pekerjaan tidak dilakukan secara sempurna.
Ketika mereka bekerja, bisa memakan banyak waktu, itu karena pekerjaan mereka dilakukan hingga mendapatkan hasil yang sempurna.
Hasil sempurna itu bagus dan harus dicapai, tapi ingat deadline. Sempurna butuh waktu.
Dalam dunia kerja, waktu itu penting. Sempurna itu boleh, tapi jika waktunya terbatas maka harus segera diselesaikan. Done is better than perfect.
6. Kritis terhadap orang lain

Mengkritik orang lain itu boleh jika memang harus, tapi perfeksionis negatif selalu mengkritik orang lain untuk membuat diri mereka merasa lebih baik dan sempurna.
Dalam kehidupan masyarakat ataupun dunia kerja dibutuhkan kerja-sama atau gotong royong, semua pekerjaan dilakukan sama-sama.
Jika selalu mengkritik orang lain karena tak sesuai dengan standar pribadi yang terlalu tinggi, bisa jadi perfeksionis negatif banyak dihindari orang di dekat mereka.
7. Punya harapan terlalu tinggi dan tidak realistis

Orang perfeksionis biasanya memiliki harapan yang tinggi dan tak realistis dengan keadaan. Kebanyakan berfokus pada pekerjaan, atau tujuan pribadi.
Contoh misalnya ingin memiliki pencapaian menjadi pengusaha terkenal, memiliki gedung dimana-mana. Namun uang yang dipunya bahkan belum cukup untuk modal usaha.
Perfeksionis negatif selalu merasa uang yang dipunya belum cukup untuk memulai usaha. Padahal poin penting dari usaha adalah memulainya dulu, dengan modal yang seadaanya.
Memiliki harapan tinggi itu boleh, tapi setiap usaha tak selalu cepat memberikan hasil yang besar. Semua pencapaian besar dimulai dari pencapaian kecil. Begitupun juga modal usaha.
Orang perfeksionis terkadang tak pernah menghargai pencapaian kecil. Mereka berfokus pada pencapaian besar.
Itulah kenapa pentingnya menargetkan pencapaian mulai dari yang kecil dulu, baru ke yang lebih besar. Sebuah rumah saja dibangun mulai dari satu bata ke bata lainnya, bukan seluruh batu bata sekaligus.
Kesimpulan
Punya sifat perfeksionis itu boleh-boleh saja, namun jangan sampai mendominasi kehidupanmu. Pastikan poin-poin diatas jangan sampai ada di dirimu.
Sesuatu dalam dunia ini tak ada yang sempurna. Bahkan permata yang berharga mahal saja tidak ditemukan langsung berkilau, butuh dipoles berkali-kali hingga berkilau.