Apa saja sih dampak negatif sosial media itu?
Sebelum masuk ke pembahasan, kamu pastinya memiliki paling tidak lebih dari dua akun sosial media ya kan?
Secara statistik pun, setidaknya ada lebih dari ratusan juta orang di Indonesia yang memiliki akun di Facebook, Instagram, Twitter, dan puluhan juta yang aktif di dalamnya.
Banyak orang senang menggunakan sosial media, tapi tidak banyak orang juga yang sadar kalau sosial media memiliki dampak besar dan mempengaruhi kehidupan kita.
Ada dampak positif, ada juga dampak negatif.
Seperti contohnya, ketika sosial media menyita banyak waktu kita dengan menyuguhkan opini-opini dari berbagai media atau kelompok.
Bahkan opini tersebut terkadang menyesatkan, dan membuat media atau kelompok tersebut mempengaruhi kehidupan dan cara pikir kita.
Agar kamu tidak terpengaruh dengan berbagai macam dampak negatif sosial media, cara-cara berikut ini wajib kamu terapkan di kehidupanmu.
1. Kenali batas-batas di kehidupan sosial media dan di kehidupan nyata
Kita sering tertarik kepada foto-foto terlihat ‘wah’ yang sering di publish oleh para selebriti atau public figure.
Tapi kita jarang berpikir kalau kita juga bisa melakukannya seperti para selebriti itu lakukan.
Memperlihatkan foto-foto terbaik kita, lalu publish ke sosial media kita.
Tapi nyatanya hal tersebut berdampak negatif ke pemikiran kita. Maksudnya?
Dengan publish foto ‘wah’ kita agar dilihat dan dipuji-puji orang, kita secara tidak sengaja akan menciptakan suatu pemikiran kalau kehidupan kita saat di sosial media itu harus selalu sempurna.
Ketika haus akan pujian dan terlihat sempurna di sosial media, maka akan selamanya dihantui perasaan tidak bersyukur terhadap apa yang dimiliki saat ini.
2. Jangan buat waktumu tersita hanya karena terlalu banyak lihat newsfeed
Tersitanya banyak waktu juga salah satu dampak negatif sosial media.
Setiap sosial media memiliki teknologi sendiri yang menarik perhatian dan membuat kita betah berlama-lama disana, contohnya saja teknologi newsfeed.
Kita bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam hanya menggulirkan newsfeed.
Facebook dan Instagram memiliki newsfeed yang tidak terbatas, jadi ketika kamu scroll sampai kebawah pun masih ada lagi konten yang muncul.
Jadi sebenarnya kenapa kita melakukan itu? Sadarkah atau tidak sadarkah kita saat melakukannya?
Ini adalah pertanyaan penting yang harus kita tanyakan kepada diri sendiri.
Kalau memang kamu sadar melakukan itu, akan lebih baik jika kamu batasi waktunya. Coba mengatur waktu bersosial media agar tidak kebablasan.
Jangan sampai berjam-jam kamu habiskan untuk menggulirkan dan memperbarui newsfeed.
Ingat kamu punya dunia nyata yang harus dijalani, newsfeed hanya sekedar salah satu hiburan kecil yang cuma lewat di hidupmu.
Sekedar mengingatkan, jangan karena asyik menggulirkan newsfeed di lingkungan luar sampai-sampai kamu tidak sadar dengan sekitar.
Maka dari itu, batasi waktunya dan jangan sampai keseringan menggulirkan newsfeed.
3. Hati kita akan lebih nyaman saat berbicara langsung dengan orang nyata, bukan dengan foto profil mereka
Ketika kamu melakukan percakapan dengan orang, pastinya akan lebih nyaman jika dihadapkan langsung dengan orangnya, bukan foto profil mereka di sosial media.
Seperti saat kamu bercanda bersama teman, kita tidak akan tahu reaksi mereka terhadap candaan kita seperti apa, apakah tertawa terbahak-bahak, atau hanya sekedar tersenyum.
Jika hal itu dilakukan di sosial media, semua emosi hanya direkayasa.
Candaanmu bisa saja terlihat garing atau menyakiti hati mereka, tapi kamu hanya tahu kalau mereka memberikanmu emoticon tertawa.
Lain di emoticon, lain di hati si pengirim.
Jadi akan lebih nyaman jika bisa berbicara langsung dengan orangnya, bukan melalui foto profil sosial media mereka.
Tanpa rekayasa, dan tanpa juga ada kesalahpahaman.
4. Kamu hanya perlu mengikuti yang kamu minati, bukan yang sedang populer saat ini
Di sosial media ada banyak sekali konten yang tersebar, dari setiap konten-konten itu kita bisa mengikuti salah satunya.
Biasanya dari salah satu konten yang diikuti, kita akan mengikuti konten-konten lainnya yang sejenis.
Alasannya karena rasa ingin tahu.
Mengikuti konten-konten yang sedang viral atau apa yang sedang tren dapat membuatmu lupa dengan apa yang kamu minati.
Kamu akan lupa dengan minatmu selama ini, dan meninggalkan minatmu hanya untuk tren sesaat.
Sebagai contoh saat kamu menyukai sepakbola misalnya, tapi tren bilang bahwa basket sangat ngertren dibandingkan sepakbola.
Maka nantinya bukannya kamu mengasah kemampuan di bidang yang kamu minati, justru kamu akan mencoba tren dan mencoba hal yang sebenarnya tidak kamu minati dan sukai (basket contohnya).
Itu kamu lakukan hanya karena asalan kalau bola basket sedang nge-tren.
5. Agar kehidupan nyata tak terganggu, hidupkanlah hanya notifikasi yang paling penting di akun sosial mediamu
Nyatanya satu notifikasi bisa berpengaruh besar mengganggu kehidupanmu.
Sebagai contoh ketika kamu sedang berkendara lalu tiba-tiba fokusmu berkendara hilang hanya karena satu notifikasi yang tidak penting.
Ketika fokus berkendara hilang hanya karena notifikasi seorang teman mengirimkan undangan game ke akun Facebook mu, tentu itu bisa saja membahayakan nyawamu lho.
Jadi lebih baik menghargai waktumu dan tak perlu menyalakan semua notifikasi yang ada di sosial media.
Kalaupun kamu inginkan ada peberitahuan yang masuk, pastikan itu permberitahuan dari orang-orang yang penting, seperti keluarga, teman dekat, atau pasangan.
6. Dampak negatif sosial media bisa terjadi ke anak-anak, atur apa yang seharusnya bisa dibuka dan seharusnya tidak untuk mereka
Jika kamu adalah orang tua yang menginginkan anaknya tidak terpengaruh oleh buruknya dunia sosial media, akan lebih baik kamu atur apa yang seharusnya boleh untuk mereka dan seharusnya tidak.
Kita tahu setiap konten di sosial media itu sifatnya acak, dan semua orang bisa membuat konten.
Kita tentunya tidak ingin anak-anak melihat konten yang tidak seharusnya dilihat kan?
Oleh karena itu, lebih baik jika kamu sering-sering mengikuti aktivitas mereka di sosial media. Isitilahnya pengarahan.
Jika kamu menemukan anakmu mengikuti akun-akun yang berbau dewasa, segeralah tegur mereka.
Yang kamu butuhkan hanya terus selalu memantau aktivitas mereka, hari demi hari.
7. Sebarkan perilaku sehat menggunakan sosial media, dengan cara membagikan konten-konten positif di akun sosial mediamu
Kebanyakan konten negatif membuat orang yang melihatnya juga akan berpikiran negatif.
Apabila kita ingin perubahan dalam menggunakan sosial media, maka langkah awal dimulai dari kita.
Mulailah mencoba menyebarkan konten-konten positif dan inspiratif, dengan begitu semakin banyak konten baik, semakin baik pula semua orang dalam menggunaan sosial media.
Jangan tebar kebencian, tapi tebar kebaikan.
Jadi itu tadi beberapa cara untukmu menghindari dampak negatif di sosial media, agar hidupmu bisa lebih seimbang dan jauh dari kenegatifan.